Senin, 29 Februari 2016

ANALISIS KURIKULUM 1994 DAN SUPLEMEN 1999

BAB I
PENDAHULUAN

     A.    Latar Belakang
Sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional yang diatur dengan Undang-Undang. Untuk mewujudkan pembangunan nasional di bidang pendidikan, diperlukan peningkatan dan penyempurnaan penyelenggaraan pendidikan nasional, yang disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kesenian, perkembangan masyarakat, serta kebutuhan pembangunan. Dengan berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional maka Kurikulum Sekolah Menengah Umum perlu disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan tersebut.
Kurikulum 1994 dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan Undang-Undang No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

     B.     Rumusan Masalah
1.     Bagaimana Sistem Kurikulum 1994?
2.     Apa saja permasalahan yang muncul pada kurikulum 1994?

     C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui dan memahami Kurikulum 1994.
2.      Untuk mengetahui permasalahan yang muncul dalam kurikulum 1994 dan solusinya.

     D.    Manfaat Pembelajaran
1.      Untuk menambah wawasan pembaca tentang Analisis Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999.
2.      Sebagai bahan acuan untuk pembuatan makalah yang lebih baik.


BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Karakteristik Kurikulum 1994
Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, diantaranya sebagai berikut:
1.      Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem caturwulan.
2.      Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat (berorientasi kepada materi pelajaran/isi).
3.      Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.
4.      Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari satu jawaban), dan penyelidikan.
5.      Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.
6.      Pengajaran dari hal yang konkrit ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dan dari hal yang sederhana ke hal yang komplek.
7.      Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman siswa.



     B.     Struktur Kurikulum 1994
1.      SUSUNAN PROGRAM PENGAJARAN KURIKULUM PENDIDIKAN DASAR (SD DAN SLTP)


SEKOLAH DASAR
SLTP
Mata Pelajaran
I
II
III
IV
V
VI

I
II
III
Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
2
2
2
2
2
2

2
2
2
Pendidikan agama
2
2
2
2
2
2

2
2
2
Bahasa Indonesia
10
10
10
8
8
8

6
6
6
Matematika
10
10
10
8
8
8

6
6
6
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
-
-
3
6
6
6

6
6
6
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
-
-
3
5
5
5

6
6
6
Kerajinan Tangan dan Kesenian
2
2
2
2
2
2

2
2
2
Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan
2
2
2
2
2
2

2
2
2
Bahasa Inggris
-
-
-
-
-
-

4
4
4
Muatan Lokal (sejumlah mata
pelajaran)
2
2
4
5
7
7

6
6
6
JUMLAH
30
30
38
40
42
42

42
42
42




2.      Struktur Program Sekolah lannjutan Tengah Atas Kelas I dan II


Mata Pelajaran
Jumlah Jam Pelajaran
Kelas
I
II
Pancasila dan Kewarganegaraan
2
2
Pendidikan Agama
2
2
Bahasa dan Sastera
5
5
Sejarah Nasional dan Dunia
2
2
Bahasa Inggris
4
4
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
2
2
Matematika
6
8
Ilmu Pengetahuan Alam
a. Fisika
b. Biology
c. Kimia

5
4
3

5
4
3
Ilmu-Ilmu Sosial
a. Ekonomi
b. Sosiologi
c. Geografi

3
-
2

3
2
-
Pendidikan Seni
2
-
Jumlah
42
42

3. Struktur Program Sekolah Menengah Umum (SMU) Kelas III
A.      Bahasa
Mata Pelajaran
Jumlah Jam

Kelas

III
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
2
Pendidikan Agama
2
Bahasa dan Sastera Indonesia
3
Sejarah Nasional dan Dunia
2
Bahasa Inggris
5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
2
KHUSUS
Bahasa dan Sastera Indonesia

8
Bahasa Inggeris
6
Bahasa Asing Lain
9
Sejarah Budaya
5
Total
42

B.      IPA
Mata Pelajaran
Jumlah Jam

Kelas

III
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
2
Pendidikan Agama
2
Bahasa dan Sastera Indonesia
3
Sejarah Nasional dan Dunia
2
Bahasa Inggris
5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
2
KHUSUS
Fisika

7
Biologi
7
Matematika
8
Total
42

C.      IPS
Mata Pelajaran
Jumlah Jam

Kelas

III
Umum
Pancasila dan Kewarganegaraan
2
Pendidikan Agama
2
Bahasa dan Sastera Indonesia
3
Sejarah Nasional dan Dunia
2
Bahasa Inggris
5
Olah raga dan Pendidikan Kesehatan
2
KHUSUS
Ekonomi

10
Sosiologi
6
Sistem Pemerintahan
6
Antropologi
6
Total
42



D.    Kelemahan dan Kelebihan Kurikilum 1994
1. Kelebihan kurikulum 1994
a.       Penggunaan strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan sosial.
b.      Pengajaran dari hal yang konkret ke hal yang abstrak, dari hal yang mudah ke hal yang sulit, dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.
c.       Dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak karena diberlakukanya sistem catur wulan.
2. Kekurangan kurikulum 1994
a.       Aspek yang dikedepankan dalam kurikulum 1994 terlalu padat.
b.      Konsep pengajaran satu arah, dari guru ke murid.
c.       Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
d.      Materi pelajaran yang dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.
e.       Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk pemantapan pemahaman.

E.     Permasalahan yang muncul dan Solusinya selama dilaksanakannya Kurikulum 1994
Selama dilaksanakanya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan, terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan materi, diantaranya sebagai berikut:
1.      Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.
2.      Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat perkembangan berfikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan aplikasi kehidupan sehari-hari.

Hal ini mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum dengan diberlakukannya Suplemen Kurikulum 1994 yaitu dinamakan suplemen 1999. Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip penyempurnaan kurikulum, yaitu:

1.      Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta tuntutan kebutuhan masyarakat.
2.         Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
3.      Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
4.      Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan berbagai aspek terkait, seperti tujuan materi, pembelajaran, evaluasi, dan sarana/ prasarana termasuk buku pelajaran.
5.      Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.
6.      Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka panjang.





BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan

Kurikulum 1994  lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum sebelumnya, yaitu ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan Kurikulum 1984, antara pendekatan proses. Namun, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal. Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing, misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil, Kurikulum 1994 menjelma menjadi kurikulum super padat. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar